Ayah : Batara Guru
Ibu : Batari Uma
Isteri : Dewi Pertiwi
Tempat : Kayangan Utarasagara
Keterangan :
Batara Wisnu mempunyai tunggangan seekor burung garuda
bernama Brihawan, beliau adalah seorang dewa yang suka memelihara ketentraman
mayapada dari ancaman para angkara murka, semua ini terbukti beberapa kali ia
menitis kepada para raja dan kesatria atau berwujud apa saja, guna menumpas
angkara murka. Seperti terlukis dalam ceritera Ramayana, disini Batara Wisnu
berujud prabu Rama yang menumpas prabu Rawana beserta bala tentaranya, dan
Batara Wisnu selalu menjadi musuhnya Batara Kala, ini sebagai lambang Budi
Wening dan Angkara Murka. SANG HYANG WISNU Sang Hyang Wisnu seorang Dewa, putra
Hyang Guru. Halusnya menitis, menjelma pada raja-raja dan ksatria ksatria.
Hyang Wisnu pernah juga menjadi raja di muka bumi ini sebagai manusia biasa
bertakhta di Purwacarita dengan gelar Sri Maharaja Budakresna. Mereka yang
mendapat titisan Hyang Wisnu, menjadi orang orang yang sakti dan waspada.
Yang
mendapat titisan Wisnu ialah:
- Prabu Arjunasasrabau dari Maespati,
- Patih Suwanda di Maespati,
- Sri Rama,
- Arjuna dan
- Prabu Kresna,
Penitisan juga terjadi sesudah zaman Purwa, ialah pada Prabu
Jayabaya di Kediri. Ketika Dewa ini dilahirkan, bumi terpengaruh hingga getar,
sampai sampai Betara Guru pun jatuh terpelanting. Setelah dewasa, ia
beristrikan Dewi Setyabama, putri Hyang Pancaresi, Hyang Wisnu bisa tiwikrama,
menjadi raksasa yang tidak terhingga besarnya dan memiiki senjata cakra yang
sangat sakti. Kesaktian dan senjata cakra itu digunakan oleh titisan Wisnu
sebagai bukti bahwa mereka memang titisannya Hyang Wisnu merupakan pokok pangkal
yang memulai keturunan Pendawa dan ia berbesan dengan Hyang Brama. Sang Hyang
Wisnu bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka agak mendongak, hal mana
menandakan bahwa ia bersuara nyaring. Bermahkota dengan jamang tiga susun,
bergaruda membelakang dan bersunting waderan. Sebagian rambutnya terurai.
Berbaju dan berkain rapekan pendeta. Keris terselip di bagian depan,
sebagaimana halnya dengan pakaian dewa-dewa. Bergelang, berpontoh, beakeroncong
dan bersepatu. Asal mula Hyang Wisnu mendapat bunga Wijayakusuma ialah sewaktu
ia akan kawin dengan Dewi Pertiwi yang minta sebagai jujur bunga Wijayakusuma.
Semula bunga itu dimiliki oleh Begawan Kesawasidi. Tersebutlah, ketika Hyang
Wisnu akan kawin dengan Dewi Pertiwi, maka bunga tersebut dipinjam oleh Hyang Wisnu
untuk digunakan sebagai jujur. Permintaan itu dikabulkan. Tetapi untuk
lengkapnya, barang siapa memiliki bunga itu harus memiliki pula kulitnya dan
kulit itu dimiliki oleh Prabu Wisnudewa dari negara Garbapitu. Kulit bunga yang
bertempat di dalam mulut seekor banteng (lembu hitam) dapat direbut oleh Hyang
Wisnu dari mulut banteng itu. Terkabullah perkawinan Hyang Wisnu karena bisa
mengadakan jujur yang diminta. Menurut adat-istiadat Sala, pada waktu di situ
masih terdapat seorang raja, maka pemetikan bunga Wijayukusuma dari Pulau
Nusakambangan dilakukan oleh seorang ulama atas titah raja.
Terima Kasih Atas Kunjungan Anda Di Globalj4v4
Judul Artikel : Batara Wisnu
Diterbitkan Oleh : Globalj4v4
Artikel ini di patenkan pada myfreecopyright, apabila mengutip tanpa memberikan link balik pada artikel ini,akan di proses secara DMCA Takedown yang tentunya akan berakibat tidak baik pada blog saudara.
Anda dipersilakan copy paste artikel dengan mencantumkan url sumber di bawah ini :
Subscribe via RSS Feed by Globalj4v4 Indonesia
Diterbitkan Oleh : Globalj4v4
Artikel ini di patenkan pada myfreecopyright, apabila mengutip tanpa memberikan link balik pada artikel ini,akan di proses secara DMCA Takedown yang tentunya akan berakibat tidak baik pada blog saudara.
Anda dipersilakan copy paste artikel dengan mencantumkan url sumber di bawah ini :
Subscribe via RSS Feed by Globalj4v4 Indonesia